• Sep 20, 2023

Supply Chain Management: Pengertian, Manfaat, Tujuan, dan Tahapan SCM

by Leonard Wokal 7 months ago in Business
Supply Chain Management: Pengertian, Manfaat, Tujuan, dan Tahapan SCM

Pengertian Supply Chain Management

Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen Rantai Pasok adalah konsep pengelolaan aliran barang, jasa, informasi, dan keuangan dari pemasok hingga konsumen akhir.

SCM meliputi semua tahapan dalam aliran pasokan, mulai dari pengadaan bahan baku, produksi, distribusi, hingga pengiriman produk akhir ke konsumen. Tujuan utama SCM adalah untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kinerja keseluruhan rantai pasok.

Tujuan Supply Chain Management

Tujuan utama Supply Chain Management adalah meningkatkan kinerja rantai pasok secara keseluruhan dengan mengoptimalkan setiap tahapan dalam rantai pasok. Tujuan SCM antara lain adalah:

  1. Menjamin ketersediaan barang dan jasa dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu untuk memenuhi permintaan pasar.
  2. Mengurangi biaya operasional dalam rantai pasok.
  3. Meningkatkan kualitas produk dan layanan yang diberikan oleh setiap tahapan dalam rantai pasok.
  4. Meningkatkan koordinasi antara pemasok, produsen, pengirim, dan pelanggan.
  5. Mengurangi waktu siklus, dari pengadaan bahan baku hingga produk akhir mencapai tangan konsumen.
  6. Meningkatkan kepuasan pelanggan.

Baca juga: Saham: Pengertian, Jenis, Strategi, Risiko, dan Cara Membeli Saham

Manfaat Supply Chain Management

Supply Chain Management memberikan banyak manfaat bagi organisasi, antara lain:

  1. Meningkatkan efisiensi operasional: SCM membantu organisasi mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas operasional, termasuk dalam pengadaan bahan baku, produksi, distribusi, dan pengiriman.
  2. Meningkatkan daya saing: SCM membantu organisasi untuk mempertahankan posisi dalam pasar yang sangat kompetitif dengan meningkatkan kualitas produk, meningkatkan efisiensi, dan memberikan layanan yang lebih baik.
  3. Meningkatkan kepuasan pelanggan: SCM membantu organisasi untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan cepat dan tepat waktu, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan dan membangun loyalitas pelanggan.
  4. Mengurangi risiko: SCM membantu organisasi mengurangi risiko dalam rantai pasok, termasuk risiko terkait ketersediaan bahan baku, risiko kualitas produk, dan risiko pengiriman yang terlambat.
  5. Mengurangi biaya: SCM membantu organisasi untuk mengurangi biaya operasional dan biaya rantai pasok secara keseluruhan. Hal ini dapat membantu organisasi untuk meningkatkan keuntungan dan mempertahankan stabilitas keuangan.

Baca juga: Neraca: Pengertian, Fungsi, Jenis, Komponen, dan Cara Membuat Neraca

Tahapan Supply Chain Management

Supply Chain Management (SCM) melibatkan beberapa tahapan yang harus dikelola secara efektif untuk memastikan operasi rantai pasok yang sukses.

Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam SCM:

1. Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap awal dalam SCM. Pada tahap ini, organisasi harus merencanakan strategi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan tepat waktu dan biaya yang efektif.

Dalam tahap ini, organisasi harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti permintaan pelanggan, kapasitas produksi, permintaan pemasok, biaya produksi, serta risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam rantai pasok.

2. Pengadaan

Tahap pengadaan melibatkan proses pengadaan bahan baku dan komponen untuk produksi. Pada tahap ini, organisasi harus memilih pemasok yang terpercaya, melakukan negosiasi harga dan persyaratan kontrak, dan mengawasi pengiriman dan penerimaan barang.

Tujuan dari tahap pengadaan adalah untuk memperoleh bahan baku berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau dan tepat waktu.

3. Produksi

Tahap produksi melibatkan proses produksi barang dan jasa. Pada tahap ini, organisasi harus memastikan bahwa produksi berjalan lancar, sesuai dengan jadwal, dan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.

Dalam tahap produksi, organisasi harus memastikan bahwa proses produksi efisien dan efektif dengan menggunakan teknologi dan sistem manajemen produksi yang tepat.

4. Pengiriman

Tahap pengiriman melibatkan proses pengiriman produk akhir dari produsen ke pelanggan. Pada tahap ini, organisasi harus memastikan bahwa produk dikirim dengan cepat, aman, dan akurat ke tempat tujuan.

Dalam tahap ini, organisasi harus mengelola jaringan distribusi dan logistik dengan baik, termasuk pemilihan transportasi yang tepat dan pengelolaan persediaan.

5. Pengelolaan Inventaris

Tahap pengelolaan inventaris melibatkan pengelolaan persediaan bahan baku dan produk akhir. Pada tahap ini, organisasi harus memastikan bahwa persediaan cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan, namun tidak terlalu banyak sehingga menimbulkan biaya penyimpanan yang tinggi.

Dalam tahap ini, organisasi harus menggunakan teknologi dan strategi pengelolaan inventaris yang tepat untuk mengoptimalkan kinerja rantai pasok.

Kesimpulannya, kelima tahapan dalam SCM harus dikelola secara efektif untuk memastikan operasi rantai pasok yang sukses. Dalam setiap tahap, organisasi harus menggunakan teknologi, sistem manajemen, dan strategi pengelolaan yang tepat untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam rantai pasok.

Tantangan dalam Supply Chain Management

Supply Chain Management merupakan sebuah proses yang kompleks dan melibatkan banyak pihak yang terlibat dalam rantai pasok.

Sebagai hasilnya, terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi dalam mengelola rantai pasok secara efektif. Beberapa tantangan yang sering dihadapi dalam SCM adalah:

1. Fluktuasi Permintaan

Permintaan yang fluktuatif adalah salah satu tantangan utama dalam SCM. Ketidakpastian dalam permintaan dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan, yang dapat menyebabkan stok yang tidak diinginkan atau kekurangan persediaan.

Fluktuasi permintaan yang tiba-tiba juga dapat menyebabkan produksi yang berlebihan, yang dapat menyebabkan biaya yang tidak perlu dan peningkatan persediaan yang tidak terjual.

2. Perubahan Teknologi

Perubahan teknologi juga merupakan tantangan dalam SCM. Teknologi yang baru dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam rantai pasok, namun juga dapat menghasilkan biaya tinggi dan waktu yang diperlukan untuk pelatihan karyawan.

Implementasi teknologi baru juga dapat mengganggu proses produksi dan distribusi yang ada, yang dapat mengganggu operasi rantai pasok secara keseluruhan.

3. Persaingan Global

Persaingan global juga menjadi tantangan dalam SCM. Pasar global memungkinkan pelanggan untuk memilih dari berbagai sumber yang berbeda, yang dapat menghasilkan peningkatan tekanan pada biaya dan kualitas dalam rantai pasok.

Persaingan global juga dapat menyebabkan ketergantungan pada pasokan dari luar negeri, yang dapat meningkatkan risiko dalam rantai pasok.

4. Risiko Pasokan

Risiko pasokan juga menjadi tantangan dalam SCM. Risiko pasokan meliputi berbagai faktor seperti bencana alam, kerusuhan politik, kegagalan produksi, dan kesalahan kualitas.

Risiko pasokan dapat menyebabkan penundaan pengiriman, kekurangan persediaan, dan hilangnya pelanggan.

5. Biaya

Biaya juga menjadi tantangan dalam SCM. Biaya produksi, biaya pengiriman, dan biaya penyimpanan dapat meningkatkan biaya total dalam rantai pasok.

Oleh karena itu, organisasi harus berusaha untuk mengoptimalkan biaya dalam rantai pasok tanpa mengorbankan kualitas dan waktu pengiriman.

Kesimpulannya, SCM merupakan proses yang kompleks dan melibatkan banyak pihak yang terlibat dalam rantai pasok. Untuk mengelola rantai pasok secara efektif, organisasi harus mengatasi berbagai tantangan yang muncul dalam rantai pasok dan menggunakan teknologi, strategi, dan sistem manajemen yang tepat untuk mengoptimalkan kinerja rantai pasok.

Strategi dalam Supply Chain Management

Untuk mengoptimalkan kinerja rantai pasok, organisasi dapat menggunakan berbagai strategi dalam SCM. Beberapa strategi dalam SCM yang sering digunakan adalah:

1. Integrasi Vertikal

Integrasi vertikal adalah strategi SCM yang melibatkan penggabungan beberapa tahap produksi atau distribusi dalam rantai pasok menjadi satu perusahaan yang sama.

Dengan menggabungkan tahapan produksi dan distribusi dalam satu perusahaan, organisasi dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi dalam rantai pasok.

Integrasi vertikal juga memungkinkan organisasi untuk mengendalikan seluruh rantai pasok, dari pengadaan bahan baku hingga penjualan akhir.

2. Aliansi Strategis

Aliansi strategis adalah strategi SCM yang melibatkan kerja sama antara dua atau lebih perusahaan dalam rantai pasok untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam kerja sama ini, perusahaan dapat berbagi sumber daya, pengalaman, dan teknologi untuk meningkatkan kinerja rantai pasok secara keseluruhan.

Aliansi strategis juga memungkinkan organisasi untuk memperluas jangkauan pasar, mengurangi biaya, dan meningkatkan efisiensi.

3. Pemilihan Vendor yang Baik

Pemilihan vendor yang baik adalah strategi SCM yang melibatkan pemilihan dan evaluasi vendor yang dapat memenuhi kebutuhan organisasi dengan baik.

Dalam pemilihan vendor yang baik, organisasi harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti kualitas produk, waktu pengiriman, biaya, dan kemampuan untuk memenuhi persyaratan teknis dan lingkungan.

Pemilihan vendor yang baik dapat membantu organisasi untuk meningkatkan kualitas produk, mengurangi biaya, dan meningkatkan kepercayaan pelanggan.

4. Keterlibatan Pelanggan

Keterlibatan pelanggan adalah strategi SCM yang melibatkan pelanggan dalam proses rantai pasok. Dalam strategi ini, pelanggan dapat memberikan masukan tentang kebutuhan dan preferensi mereka, yang dapat membantu organisasi untuk memperbaiki produk dan layanan yang disediakan.

Keterlibatan pelanggan juga dapat membantu organisasi untuk memperbaiki jaringan distribusi dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Kesimpulannya, strategi SCM dapat membantu organisasi untuk mengoptimalkan kinerja rantai pasok dan mencapai tujuan bisnis yang diinginkan.

Dalam pemilihan strategi SCM yang tepat, organisasi harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti biaya, efisiensi, efektivitas, dan kepuasan pelanggan.

Teknologi dalam Supply Chain Management

Teknologi telah memainkan peran penting dalam meningkatkan kinerja rantai pasok. Beberapa teknologi yang digunakan dalam SCM termasuk:

1. Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah teknologi SCM yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan menganalisis data yang terkait dengan rantai pasok.

SIM membantu organisasi untuk mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan, meningkatkan visibilitas dan transparansi rantai pasok, dan mengoptimalkan pengambilan keputusan.

2. Teknologi Pengenalan Suara

Teknologi Pengenalan Suara adalah teknologi SCM yang digunakan untuk memudahkan dan meningkatkan produktivitas pekerja gudang.

Teknologi ini memungkinkan pekerja gudang untuk memerintahkan perangkat melalui suara, seperti meminta informasi tentang inventaris atau meminta perintah pengiriman.

3. Sistem Otomasi Gudang

Sistem Otomasi Gudang adalah teknologi SCM yang digunakan untuk mengotomatisasi beberapa tugas di gudang, seperti pengambilan, pengepakan, dan pengiriman barang.

Sistem otomasi gudang memungkinkan organisasi untuk meningkatkan efisiensi, meningkatkan akurasi inventaris, dan mengurangi biaya tenaga kerja.

4. Teknologi RFID

Teknologi RFID adalah teknologi SCM yang digunakan untuk melacak dan mengidentifikasi produk di seluruh rantai pasok dengan bantuan tag RFID.

Teknologi ini memungkinkan organisasi untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi dalam rantai pasok dengan meningkatkan visibilitas dan transparansi produk di seluruh tahapan rantai pasok.

5. Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan

Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP) adalah teknologi SCM yang digunakan untuk mengintegrasikan seluruh proses bisnis, termasuk manajemen rantai pasok, di seluruh perusahaan.

Sistem ERP memungkinkan organisasi untuk mengoptimalkan pengambilan keputusan, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya dengan memungkinkan seluruh tim dalam organisasi untuk memiliki akses ke informasi yang sama dan terkini.

Kesimpulannya, teknologi dalam SCM dapat membantu organisasi untuk meningkatkan kinerja rantai pasok dengan meningkatkan efisiensi, akurasi inventaris, transparansi, dan visibilitas.

Dalam memilih teknologi yang tepat untuk organisasi, perlu dipertimbangkan berbagai faktor seperti biaya, efisiensi, keamanan, dan kemampuan untuk diintegrasikan dengan sistem lain dalam rantai pasok.

Studi Kasus Supply Chain Management

Studi kasus dari perusahaan-perusahaan sukses dalam menerapkan Supply Chain Management dapat memberikan wawasan tentang bagaimana strategi dan teknologi yang tepat dapat meningkatkan kinerja rantai pasok.

Beberapa perusahaan yang menjadi contoh dalam hal ini adalah sebagai berikut:

1. Apple Inc.

Apple Inc. telah membangun rantai pasok yang efisien dan efektif dengan menggunakan strategi integrasi vertikal. Apple tidak hanya merancang dan memproduksi produknya sendiri, tetapi juga mengelola rantai pasok untuk memastikan bahwa produk-produknya dapat diproduksi dengan kualitas dan harga yang tepat.

Apple menggunakan sistem pengawasan dan manajemen yang ketat pada seluruh rantai pasok, mulai dari bahan baku hingga produk akhir, sehingga dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi.

Selain itu, Apple juga menggunakan teknologi RFID untuk mengontrol inventaris di seluruh rantai pasok dan menjamin ketersediaan produk.

Apple juga memanfaatkan teknologi untuk memberikan transparansi dan visibilitas pada seluruh tahapan rantai pasok, sehingga dapat mengidentifikasi dan mengatasi masalah dengan cepat.

2. Procter & Gamble Co.

Procter & Gamble Co. (P&G) telah memperkenalkan beberapa teknologi yang inovatif untuk meningkatkan kinerja rantai pasoknya.

P&G menggunakan sistem otomasi gudang untuk mengoptimalkan pengiriman dan pengambilan barang, sehingga dapat mengurangi waktu yang diperlukan dan meningkatkan akurasi inventaris.

P&G juga menggunakan teknologi pengenalan suara dan RFID untuk meningkatkan produktivitas dan meningkatkan visibilitas produk di seluruh rantai pasok.

Selain itu, P&G juga bekerja sama dengan mitra bisnis dan pemasoknya untuk memperbaiki efisiensi rantai pasok dan memperkenalkan inovasi baru.

P&G juga menggunakan sistem informasi manajemen untuk mengumpulkan dan menganalisis data di seluruh rantai pasok, sehingga dapat mengoptimalkan pengambilan keputusan dan meningkatkan kinerja rantai pasok.

3. Amazon.com, Inc.

Amazon.com, Inc. merupakan perusahaan e-commerce yang memperkenalkan konsep rantai pasok yang terintegrasi. Amazon menggunakan sistem informasi manajemen dan teknologi untuk menghubungkan pelanggan, pemasok, dan distributor dalam rantai pasok.

Amazon menggunakan sistem perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) untuk mengelola operasi bisnisnya di seluruh dunia.

Selain itu, Amazon juga menggunakan teknologi pengiriman yang inovatif, seperti drone dan robot, untuk mengurangi waktu pengiriman dan meningkatkan efisiensi rantai pasok.

Amazon juga memberikan layanan pelanggan yang berkualitas tinggi dengan memperkenalkan program gratis pengiriman satu hari dan program Amazon Prime, yang memberikan keuntungan tambahan kepada pelanggan.