Saham: Pengertian, Jenis, Strategi, Risiko, dan Cara Membeli Saham


Pengertian Saham
Apa itu Saham? Saham adalah salah satu instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan sebagai sumber pendanaan atau sebagai bentuk kepemilikan bagi para pemegang saham.
Dalam pasar saham, saham-saham tersebut dapat diperjualbelikan oleh para investor atau pemilik saham di pasar modal. Saat seseorang membeli saham dari suatu perusahaan, maka secara otomatis ia menjadi bagian pemilik perusahaan dan berhak atas sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Saham merupakan salah satu bentuk investasi yang populer di pasar keuangan karena memiliki potensi keuntungan yang tinggi. Namun, investasi saham juga memiliki risiko yang harus diperhatikan oleh para investor, seperti risiko pasar, risiko perusahaan, dan risiko likuiditas.
Pasar saham atau sering disebut bursa saham adalah tempat di mana saham-saham tersebut diperjualbelikan. Investor dapat membeli dan menjual saham di pasar saham dengan harapan mendapatkan keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual.
Baca juga: Investasi: Pengertian, Jenis, Keuntungan, Resiko, dan Cara Investasi Yang Benar
Pasar saham sendiri memiliki banyak faktor yang mempengaruhi harga saham, seperti kinerja keuangan perusahaan, kondisi pasar, dan berita atau rumor terkait perusahaan.
Jenis-Jenis Saham
Secara umum, terdapat dua jenis saham yang diterbitkan oleh perusahaan, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).
1. Saham Biasa (common stock)
Saham biasa adalah jenis saham yang paling umum diterbitkan oleh perusahaan. Pemegang saham biasa memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham dan berhak atas bagian dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Namun, jika perusahaan mengalami kerugian atau mengalami kebangkrutan, pemegang saham biasa akan menjadi yang terakhir mendapatkan pembayaran setelah seluruh kewajiban perusahaan terpenuhi.
2. Saham Preferen (preferred stock)
Saham preferen merupakan jenis saham yang memberikan hak-hak istimewa kepada pemegangnya. Pemegang saham preferen tidak memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham, namun mendapatkan pembayaran dividen dengan prioritas yang lebih tinggi dibandingkan pemegang saham biasa.
Selain itu, jika perusahaan mengalami kerugian atau mengalami kebangkrutan, pemegang saham preferen akan mendapatkan pembayaran sebelum pemegang saham biasa.
Baca juga: Inflasi: Pengertian, Penyebab, Jenis, dan Cara Mengatasi Inflasi
Dalam saham preferen, terdapat beberapa jenis lagi, yaitu:
2.1 Saham Preferen Kumulatif (cumulative preferred stock)
Saham preferen kumulatif memberikan hak kepada pemegang saham untuk memperoleh dividen yang tidak dibayarkan selama beberapa periode sebelumnya.
2.2. Saham Preferen Terbatas (callable preferred stock)
Saham preferen terbatas memberikan hak kepada perusahaan untuk membeli kembali saham preferen dari pemegang saham dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya.
2.3. Saham Preferen Konversi (convertible preferred stock)
Saham preferen konversi memberikan hak kepada pemegang saham untuk mengonversi saham preferen menjadi saham biasa pada suatu waktu tertentu. Hal ini biasanya dilakukan jika perusahaan telah mencapai kinerja yang baik dan harga saham biasa meningkat.
Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham di pasar saham dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal perusahaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham antara lain:
1. Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga saham. Jika perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik, seperti penjualan dan laba yang meningkat, maka harga saham perusahaan cenderung naik.
Sebaliknya, jika perusahaan mengalami penurunan kinerja keuangan, maka harga saham perusahaan cenderung turun.
2. Kondisi pasar
Kondisi pasar secara keseluruhan juga mempengaruhi harga saham. Jika pasar sedang dalam keadaan bullish (naik), maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya, jika pasar sedang dalam keadaan bearish (turun), maka harga saham cenderung turun.
3. Berita atau rumor terkait perusahaan
Berita atau rumor terkait perusahaan juga dapat mempengaruhi harga saham. Jika berita atau rumor tersebut positif, seperti perusahaan akan meluncurkan produk baru atau akan memperoleh kontrak besar, maka harga saham cenderung naik.
Sebaliknya, jika berita atau rumor tersebut negatif, seperti perusahaan terlibat dalam skandal atau mengalami kerugian besar, maka harga saham cenderung turun.
4. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh bank sentral juga dapat mempengaruhi harga saham. Jika bank sentral menaikkan suku bunga, maka investor cenderung beralih dari saham ke instrumen investasi lain yang lebih stabil, seperti obligasi.
Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga, maka investor cenderung memilih investasi yang lebih berisiko, seperti saham.
5. Perubahan regulasi atau kebijakan pemerintah
Perubahan regulasi atau kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi harga saham. Jika pemerintah mengeluarkan kebijakan yang positif bagi perusahaan, seperti insentif pajak atau deregulasi, maka harga saham cenderung naik.
Sebaliknya, jika pemerintah mengeluarkan kebijakan yang negatif, seperti kenaikan pajak atau regulasi yang lebih ketat, maka harga saham cenderung turun.
Baca juga: Neraca: Pengertian, Fungsi, Jenis, Komponen, dan Cara Membuat Neraca
Strategi Investasi Saham
Investasi saham dapat dilakukan dengan berbagai strategi, tergantung pada tujuan investasi dan gaya trading masing-masing investor. Beberapa strategi investasi saham yang umum dilakukan antara lain:
1. Pendekatan jangka panjang (buy and hold)
Pendekatan jangka panjang atau yang lebih dikenal dengan istilah “buy and hold” adalah strategi investasi saham yang bertujuan untuk membeli saham dan menahan saham tersebut dalam jangka waktu yang lama.
Pendekatan ini biasanya dilakukan oleh investor yang memiliki tujuan investasi jangka panjang, seperti untuk mempersiapkan dana pensiun atau untuk membangun kekayaan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Investor yang menerapkan strategi buy and hold cenderung tidak terlalu memperhatikan fluktuasi harga saham dalam jangka pendek, melainkan lebih fokus pada kinerja perusahaan dan prospek ke depan.
2. Pendekatan jangka pendek (trading)
Pendekatan jangka pendek atau yang sering disebut dengan istilah “trading” adalah strategi investasi saham yang bertujuan untuk membeli dan menjual saham dalam jangka waktu yang relatif singkat, biasanya dalam hitungan hari atau minggu.
Investor yang menerapkan strategi trading cenderung lebih fokus pada fluktuasi harga saham dalam jangka pendek dan berusaha untuk mengambil keuntungan dari pergerakan harga saham yang cepat.
3. Diversifikasi portofolio
Diversifikasi portofolio adalah strategi investasi saham yang bertujuan untuk mengurangi risiko dengan membagi investasi ke dalam berbagai jenis aset.
Investor yang menerapkan strategi diversifikasi portofolio akan memilih saham dari berbagai sektor industri dan perusahaan yang berbeda-beda, sehingga jika terjadi kegagalan pada satu sektor industri atau perusahaan tertentu, dampaknya tidak terlalu besar pada portofolio investasi secara keseluruhan.
Selain ketiga strategi di atas, terdapat pula strategi investasi saham lainnya seperti “value investing” dan “growth investing”.
Value investing adalah strategi yang mencari saham yang diperdagangkan di pasar dengan harga yang lebih rendah dari nilai intrinsiknya, sementara growth investing adalah strategi yang mencari saham dari perusahaan yang dianggap memiliki pertumbuhan yang potensial di masa depan.
Pemilihan strategi investasi saham harus disesuaikan dengan tujuan investasi, toleransi risiko, dan preferensi masing-masing investor.
Risiko Investasi Saham
Seperti investasi pada jenis aset lainnya, investasi saham juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan oleh para investor. Beberapa risiko investasi saham yang umum ditemui adalah:
1. Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko yang timbul akibat fluktuasi harga saham di pasar saham. Harga saham dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kondisi ekonomi global atau nasional, sentimen pasar, dan kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral.
Jika pasar saham sedang mengalami tren penurunan atau gejolak yang tinggi, nilai investasi saham bisa turun secara signifikan. Oleh karena itu, investor perlu memperhatikan kondisi pasar saham sebelum melakukan investasi.
2. Risiko Perusahaan
Risiko perusahaan adalah risiko yang timbul akibat kondisi keuangan dan operasional perusahaan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko perusahaan adalah kinerja keuangan perusahaan, manajemen perusahaan, kondisi industri tempat perusahaan beroperasi, dan sebagainya.
Jika suatu perusahaan mengalami masalah keuangan atau masalah operasional, maka nilai saham perusahaan tersebut bisa turun.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk membeli saham perusahaan tertentu, investor perlu melakukan analisis fundamental perusahaan tersebut terlebih dahulu.
3. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul akibat ketidakmampuan investor untuk menjual saham dengan cepat atau menjual saham dengan harga yang diinginkan.
Risiko ini terutama terjadi pada saham yang kurang likuid atau jarang diperdagangkan di pasar. Jika investor membutuhkan uang dengan cepat dan tidak dapat menjual sahamnya secara cepat, maka nilai investasi saham tersebut bisa menurun atau bahkan hilang.
Selain ketiga risiko di atas, terdapat pula risiko-risiko lain seperti risiko kebijakan dan risiko mata uang. Oleh karena itu, sebelum melakukan investasi saham, investor perlu memahami risiko-risiko yang ada dan mempertimbangkan tingkat risiko yang dapat diterima untuk mencapai tujuan investasinya.
Salah satu cara untuk mengurangi risiko adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio, yaitu dengan membagi investasi ke dalam beberapa jenis aset yang berbeda-beda.
Bagaimana Cara Membeli Saham?
Untuk membeli saham, ada dua cara utama yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Melalui Perusahaan Pialang Saham (Broker)
Perusahaan pialang saham adalah lembaga keuangan yang memiliki izin dari otoritas pasar modal untuk membeli dan menjual saham atas nama investor.
Perusahaan pialang saham dapat memberikan saran investasi kepada investor dan membantu dalam melakukan transaksi jual beli saham di pasar saham.
Investor dapat membuka rekening efek pada perusahaan pialang saham dan menyetorkan dana ke dalam rekening tersebut untuk melakukan transaksi saham.
Perusahaan pialang saham dapat menjadi pilihan yang tepat bagi investor yang ingin melakukan investasi saham, terutama bagi mereka yang baru memulai dan belum memiliki pengalaman dalam berinvestasi di pasar saham.
Namun, investor perlu memperhatikan biaya yang dikenakan oleh perusahaan pialang saham, seperti biaya komisi dan biaya administrasi.
2. Melalui Aplikasi Trading Saham
Dalam era digital, kini telah hadir berbagai aplikasi trading saham yang memungkinkan investor untuk membeli dan menjual saham secara online.
Beberapa aplikasi trading saham yang populer di Indonesia antara lain adalah Ajaib, Stockbit, dan Bareksa. Investor dapat membuka akun pada aplikasi trading saham dan menyetorkan dana ke dalam akun tersebut untuk melakukan transaksi saham.
Keuntungan dari menggunakan aplikasi trading saham adalah investor dapat melakukan transaksi saham dengan mudah dan cepat, kapan saja dan di mana saja, tanpa harus datang ke kantor perusahaan pialang saham.
Selain itu, biaya yang dikenakan oleh aplikasi trading saham umumnya lebih murah daripada biaya yang dikenakan oleh perusahaan pialang saham.
Namun, investor perlu memperhatikan risiko yang mungkin timbul dari penggunaan aplikasi trading saham, seperti risiko keamanan dan risiko koneksi internet yang tidak stabil.
Oleh karena itu, sebelum memilih aplikasi trading saham, investor perlu memastikan keamanan dan keandalan aplikasi tersebut.
Kesimpulan
Dalam investasi saham, terdapat manfaat dan risiko yang perlu diperhatikan oleh investor. Manfaatnya antara lain adalah potensi keuntungan yang tinggi, diversifikasi portofolio, dan likuiditas yang tinggi. Namun, terdapat risiko seperti risiko pasar, risiko perusahaan, dan risiko likuiditas.
Untuk memilih saham yang tepat untuk diinvestasikan, investor perlu memperhatikan beberapa faktor, seperti kinerja keuangan perusahaan, kondisi pasar, dan berita atau rumor terkait perusahaan.
Selain itu, investor perlu memiliki strategi investasi yang tepat, seperti pendekatan jangka panjang (buy and hold), pendekatan jangka pendek (trading), dan diversifikasi portofolio.
Investasi saham dapat dilakukan melalui perusahaan pialang saham atau aplikasi trading saham. Investor perlu mempertimbangkan biaya dan risiko yang mungkin timbul dari masing-masing pilihan tersebut.
Dalam memutuskan untuk berinvestasi saham, investor perlu memahami risiko dan potensi keuntungan yang mungkin didapatkan.
Oleh karena itu, investor perlu melakukan penelitian dan analisis yang matang sebelum memutuskan untuk membeli saham. Dengan demikian, investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam memilih saham yang tepat untuk diinvestasikan.